Music

Lunyuk & Labangka lokasi pavorit untuk bibit lobster di Sumbawa


Sumber : (Suara NTB)

Sumbawa Besar – Kecamatan Labangka dan Lunyuk menjadi lokasi favorit penangkapan bibit lobster di Sumbawa. Meskipun tidak semarak seperti di awal tahun, namun saat ini penangkapan masih terjadi di lokasi setempat. Hal ini karena masih adanya permintaan dari pengepul yang menawarkan harga menggiurkan.


Kepala Seksi pencatatan Usaha Perikanan yang juga penyidik di Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa, Zulkifli, S.Pi., M.Si mengakui, kedua lokasi setempat menjadi tempat favorit penangkapan bibit lobster. Selain itu penangkapan juga dilakukan di wilayah Tero, Kecamatan Tarano. Dimana penangkapan marak dilakukan saat awal tahun.

Pihaknya pun sudah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat dan menindak para pengepul. Hanya saja penangkapan masih tetap terjadi, meskipun intensitasnya sudah berkurang. “Kalau pas musimnya di awal tahun marak penangkapan. Sekarang masih ada, Cuma sudah agak berkurang,” ujarnya.

Guna meminimalisir penangkapan bibit lobster, sedapat mungkin pihaknya melakukan penertiban terhadap pengepul dengan penegakan hukum. Bagi yang tertangkap di jalan tetap akan diproses, apakah pengepul perorangan ataupun yang berbadan hukum. Karena mereka tidak memiliki izin. Kalaupun mengantongi izin pengepul ikan, tetapi produknya tidak boleh dipasarkan.

“Kalau pengepul masih ada, maka tetap ada penangkap. Makanya sedapat mungkin pengepulnya kita tertibkan dengan penegakan. Karena kita yakin penangkapan tidak akan dilakukan jika tidak ada pengepul atau pembelinya,” terangnya.

Dijelaskannya, bibit lobster ini dibeli oleh pengepul dengan harga yang cukup menggiurkan. Seperti keterangan yang pernah tertangkap sebelumnya, khusus lobster jenis mutiara dibeli dengan harga Rp 30 ribu perekor. Bibit lobster yang dibeli tersebut nantinya akan dikirim ke luar negeri dengan harga perekornya mencapai Rp70 sampai Rp80 ribu perekor.

Biasanya untuk membawa bibit lobster ini dikemas menggunakan plastik. Untuk ukuran plastik dengan isi satu kilogram bisa mengisi 500 hingga 1000 ekor bibit lobster. “Bibit lobster yang dibeli dimasyarakat dikemas menggunakan plastik. Kalau menggunakan plasti kiloan 5 biji, isinya bisa mencapai 5 ribuan bibit lobster,” terangnya.

Tahun ini, lanjutnya, ada satu kasus penangkapan terhadap pengepul. Pengepul dicegat di jalan oleh tim buser polres saat hendak membawa bibit lobster dari Kecamatan Lunyuk. Barang bukti yang diamankan sebanyak 500 ekor bibit lobster yang dikemas dalam plastik. Dimana untuk mendeteksi para pengepul yang membawa bibit lobster diakuinya sangat sulit. Karena modusnya selalu berubah-ubah.


“Mereka rata-rata membawa bibit lobster seperti narkoba. Jarang terang-terangan menggunakan box. Kadang dimasukkan ke dalam tas ransel dan membawanya juga jarang dengan kendaraan umum tetapi kendaraan pribadi. Kadang modusnya juga sering mengganti mobil yang digunakan di jalan. Makanya kalau kita tidak mendapatkan informasi yang pasti, sulit menangkapnya di tengah jalan,” pungkasnya. (ind)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.