amerika keluar dari keanggotaan badan HAM PBB demi bela Israel
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan keluar dari badan hak asasi manusia PBB pada Selasa (19/6) demi membela Israel. Menurut AS, Dewan HAM PBB (UNHRC) bias terhadap Israel dan seruan reformasi diabaikan.
Dalam pernyataannya, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyebut UNHRC "munafik" karena masih beranggotakan negara-negara yang memiliki catatan pelanggaran HAM, seperti Venezuela, China, Kuba dan Republik Demokrasi Kongo.
"Lihat keanggotaan dewan ini, dan kalian akan melihat pelecehan terhadap hak paling dasar," kata Haley.
Di antara reformasi yang diserukan AS adalah kemudahan untuk mengeluarkan negara anggota yang melanggar HAM. Saat ini untuk melakukan itu diperlukan suara dari dua pertiga dari 193 anggota Majelis Umum PBB.
Selain itu, Haley juga mengecam UNHRC yang dianggap bias dalam menanggapi Israel. Menurut Haley, "fokus yang tidak proporsional dan permusuhan tanpa henti terhadap Israel adalah bukti jelas dewan ini dimotiviasi bias politik, bukan hak asasi manusia."
AS sejak lama memang menjadi tameng Israel di PBB, salah satunya yang paling santer adalah di Dewan Keamanan. UNHRC melakukan rapat tiga kali setahun untuk memantau pelanggaran HAM di seluruh dunia. Jika ditemukan pelanggaran HAM, maka UNHRC berhak mengirimkan penyidik untuk menyelidikan.
Hal ini pernah dilakukan untuk Suriah, Korea Utara, Myanmar, dan Sudan Selatan. Memang resolusi UNHCR tidak mengikat, tapi punya dampak moral yang besar.
Pemerintah Donald Trump berang kepada UNHRC setelah dewan beranggotakan 47 negara itu menyerukan penyelidikan atas pembantaian warga Gaza oleh Israel melalui voting bulan lalu. Dalam voting tersebut, hanya AS dan Australia yang menyatakan "tidak".
Setidaknya ada 125 warga Gaza tewas ditembaki tentara Israel dalam aksi protes di perbatasan yang berlangsung sejak 30 Maret lalu.
Di bawah Presiden Barack Obama, AS menjadi anggota UNHRC selama maksimum dua periode. AS kembali terpilih menjadi anggota pada 2016 hingga 2019.
AS menjadi negara pertama yang keluar dari UNHCR sejak dibentuk pada 2006. Keputusan AS ini menuai kecaman dari lembaga-lembaga HAM internasional.
"Dewan HAM PBB telah memainkan peranan penting di beberapa negara seperti Korea Utara, Suriah, Myanmar dan Sudan Selatan, tapi yang dipedulikan Trump hanya membela Israel," kata Ken Roth, direktur lembaga Human Right Watch (HRW).
Tidak ada komentar